Salau ada di hatimu
Kau tak pernah jauh
Selalu ada di dalam
hatiku
Sukmaku berteriak
menegaskan ku cinta pada mu
Terimakasih pada
maha cinta menyatukan kita
Saat aku tak lagi
disisimu kutunggu kau di keabadian
Cinta kita sejati….
Sore itu aku
menemukan seteguk kesejukan, kala penuh kepenatan aktivitasku yang memekat
peluh. Aku diambang kegelisahan yang menghujam.
Akhir minggu ini aku tampak mencari seseuatu yang hilang. Aku mencari
serpihan yang tampak patah di tepian jalan. Aku terus menyelusurinya namun tak
kutemukan. Hingga k u sadari aku bukan kehilangan sesuatu tapi aku menginginkan
sesuatu. Sedikit konyol.. Aku ingin nonton di bioskop. Kenapa harus ke
bioskop??
Bukankah biasanya
hanya nonton film copian di laptop? Kali ini berbeda aku nekat menyisihkan uang
jajan yang baru saja dua hari ditransfer
dari ayahku tercinta :)
Habibi & Ainun , tampaknya dua nama itu terus merekat
dalam bayangan ku. Hingga akhirnya aku diberi kesempatan oleh sang Maha Pelukis
yang Agung untuk menyaksikan film ini.
Seperti biasa aku
yang sedikit telat, sudah di tunggu ketiga temanku yang sudah parkir di depan
gang kostan. Aku naik sijagur jagoannya The Medita. The Widya dengan The Dinda
naik Si pinky. Haha kami melaju dengan abnormal. Maklum saja kita di kejar waktu
6.15 film akan diputar. Namun ada yang lebih penting lagi. Puluk 6.00 perjumpaan dengan sang Maha Cinta tak boleh
terlewatkan. Aku, The Medita dan The Widya Kala itu sedang tak sholat. Kami
segera bergegas menuju ruangan gelap itu. Sedangkan The Dinda sembahyang terlebih dahulu dengan The Risa
dan The Ade yang Kala itu sudah nancap di lokasi.
Film dimulai. LUAR
BIASA. Aku menemukan banyak hal, banyak pelajaran, banyak motivasi, banyak
senyuman dan banyak air mata yang suci.
Pak Habibi tumbuh
sebagai orang yang cerdas dan jujur, dibalik segudang prestasi belaiu ada
sesosok wanita yang menopang kokoh tembok kesuksesannya. Wanita yang sangat
sabar, cerdas juga perasa. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan bukan hanya apa
yang kita inginkan.
Sejenak aku melirik
dua temanku yang dikiri dan dua temanku yang dikanan. Aku berbisik dengan
lirih. Tuhan adakah habibi lainnya untukku? Aku ingin lebih tegar dari sekedar
bu Ainun.
Seketika aku tersadar, bahwa aku telah
memiliki ainun-ainun yang luar biasa.
Teh Medita luar
biasa dengan sikapnya yang periang. Kala orang lain tampak pucat pasi dengan
segudang aktivitas yang tak kunjung selesai. Ia menanggapinya dengan senyuman
Teh Widya, bersikap
tenang menghadapi segala persoaalan. Tenang dan tegas ciri khas mojang ini.
Teh Risa, Kakak yang
luar biasa sangat pengertian, baik hati. Dan semua orang yang mengenalnya
pasti setuju kalau wanita kakak kita yang imut ini wanita yang mandiri.
Teh Dinda, Wanita
cantik dan tangguh yang tak pernah
mengeluh, mengabdi dengan penuh senyuman.
Dan satu lagi kakaku
yang duduknya agak jauh dari posisi kami berlima. Teh Ade, si hijau yang satu
ini sangat periang, baik hati dan selalu bisa mencairkan suasana..
Tentunya aku tak
melupakan sahabat kuZahraa yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata. Ia bak awan
yang kala cerah berseri dan kala menjadi mendung akan gelap dan berpetir tapi meurunkan
hujan yang membawa berkah. Mendidikku dengan penuh kesabaran..
Selain itu bnyak
lagi hikmah yang ku temukan dan hanya bisa ku utarakan dengan HATI….
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar