Sabtu, 19 Januari 2013


Aku tak pernah pergi
Salau ada di hatimu
Kau tak pernah jauh
Selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak menegaskan ku cinta pada mu
Terimakasih pada maha cinta menyatukan kita
Saat aku tak lagi disisimu kutunggu kau di keabadian


Cinta kita sejati….


Sore itu aku menemukan seteguk kesejukan, kala penuh kepenatan aktivitasku yang memekat peluh. Aku diambang kegelisahan yang menghujam.  Akhir minggu ini aku tampak mencari seseuatu yang hilang. Aku mencari serpihan yang tampak patah di tepian jalan. Aku terus menyelusurinya namun tak kutemukan. Hingga k u sadari aku bukan kehilangan sesuatu tapi aku menginginkan sesuatu. Sedikit konyol.. Aku ingin nonton di bioskop. Kenapa harus ke bioskop??
Bukankah biasanya hanya nonton film copian di laptop? Kali ini berbeda aku nekat menyisihkan uang jajan yang baru saja  dua hari ditransfer dari ayahku tercinta :)

Habibi &  Ainun , tampaknya dua nama itu terus merekat dalam bayangan ku. Hingga akhirnya aku diberi kesempatan oleh sang Maha Pelukis yang Agung untuk menyaksikan film ini.
Seperti biasa aku yang sedikit telat, sudah di tunggu ketiga temanku yang sudah parkir di depan gang kostan. Aku naik sijagur jagoannya The Medita. The Widya dengan The Dinda naik Si pinky. Haha kami melaju dengan abnormal. Maklum saja kita di kejar waktu 6.15 film akan diputar. Namun ada yang lebih penting lagi. Puluk 6.00  perjumpaan dengan sang Maha Cinta tak boleh terlewatkan. Aku, The Medita dan The Widya Kala itu sedang tak sholat. Kami segera bergegas menuju ruangan gelap itu. Sedangkan The Dinda  sembahyang terlebih dahulu dengan The Risa dan The Ade yang Kala itu sudah nancap di lokasi.

Film dimulai. LUAR BIASA. Aku menemukan banyak hal, banyak pelajaran, banyak motivasi, banyak senyuman dan banyak air mata yang suci.
Pak Habibi tumbuh sebagai orang yang cerdas dan jujur, dibalik segudang prestasi belaiu ada sesosok wanita yang menopang kokoh tembok kesuksesannya. Wanita yang sangat sabar, cerdas juga perasa. Tuhan tahu apa yang kita butuhkan bukan hanya apa yang kita inginkan.
Sejenak aku melirik dua temanku yang dikiri dan dua temanku yang dikanan. Aku berbisik dengan lirih. Tuhan adakah habibi lainnya untukku? Aku ingin lebih tegar dari sekedar bu Ainun.
 Seketika aku tersadar, bahwa aku telah memiliki ainun-ainun yang luar biasa.
Teh Medita luar biasa dengan sikapnya yang periang. Kala orang lain tampak pucat pasi dengan segudang aktivitas yang tak kunjung selesai. Ia menanggapinya dengan senyuman
Teh Widya, bersikap tenang menghadapi segala persoaalan. Tenang dan tegas ciri khas mojang ini.
Teh Risa, Kakak yang luar biasa sangat pengertian, baik hati. Dan semua orang yang mengenalnya pasti setuju kalau wanita kakak kita yang imut ini wanita yang mandiri.
Teh Dinda, Wanita cantik dan  tangguh yang tak pernah mengeluh, mengabdi dengan penuh senyuman.

Dan satu lagi kakaku yang duduknya agak jauh dari posisi kami berlima. Teh Ade, si hijau yang satu ini sangat periang, baik hati dan selalu bisa mencairkan suasana..

Tentunya aku tak melupakan sahabat kuZahraa  yang tak bisa kulukiskan dengan kata-kata. Ia bak awan yang kala  cerah berseri dan  kala menjadi mendung akan gelap dan berpetir tapi meurunkan hujan yang membawa berkah. Mendidikku dengan penuh kesabaran..


Selain itu bnyak lagi hikmah yang ku temukan dan hanya bisa ku utarakan dengan HATI….

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar