Belajar dari ketenangan dan kejerniahan mata air di kampung
ulin
(Rara)
Setelah
berputar putar mencari sumber air bersih untuk memasak kami tidak menyadari
bahwa sunber air itu teramat dekat dengan kita. Salah seorang warga Nampak
tersenyum dan mengarahkan, ”neng, pami bade nyondong cai mah teu kedah keluar
ti kampunng ulin, di caket kolam alit ogen aya cai burial, warga oge sok
nyondong ti palih dinya”. Kamipun tereharan-heran letak air tersebut ternyata
tak jauh dari tempat kami menyalakan tungku untuk memasak. Kami terkecoh dengan
sebuah danau yang keruh dan agak tidak terawat, setelah kami hampiri ternyata disamping
danau ada sumbr mata air yang begitu amat jernih. Entah mengapa seketika mata
ini menyimpulkan bahwa seakan belum pernah melihat sumber air sejernih
ini. Akupun terhipnotis. Kilauan nya
memaksa untuk tetap memandangi jernih dan damainya situasi saat itu. Seakan aku
melihat wajah sosok ayah dan bundaku disana yang tampak seaakan ingin menggapai
tanganku, Akupun ingin memeluk erat mereka. Sebelah kanan tersenyum sosok adik
yang selalu ceria seakan memksa ku untuk masuk kedalamnya dan bermain ria
disana, nun jauh disana. Kiri atas nenekku Nampak sedang berbincang dengan anak
dan cucu kesayangannya,, ia teramat bahagia dan merajuk kepadaku agar tenggelam
bersama kebahagiaan itu. Sudut kanan bawah sahabat-sahabatku tampak
melambai-lambaikan tangan mereka, seakan
merindukan kebersamaan dahulu setelah perpisahan yang cukup lama diantara
kita. Tiba-tiba mereka memudar…. Tunggu! aku tak kunjung ucapkan satu kata jua.
Jauh dikedalaman itu akupun memaksa mereka untuk mendenagrkan teriakan ku. Aku
sayang kalian semua.
Sedikit demi
sedikit ingatanku kembali pada domainnya. Aku terlalu lama ditempat ini.
Temanku diperapian menyeru untuk segera ke sana, kawan-kawan lainnya sudah tak
sabar untuk menyulap genggaman bulir putih ini. Bergegaslah kawanku menyiapkan
hidangan yang mereka sebut makanan kaya vit. A dan kami menikmati hidangan
seakan berada di tepi pantai dengan debur ombak yang landai.
Aku
bersukur, masih ada kawan yang mau berbagi senyumnya untukku, masih ada alam
yang mau menerima kehadiranku, dan masih ada jatah nafas yang Tuhan berikan
untuk ku pada hari ini, detik ini dalam kesempatan yang ceria ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar